Rabu, 05 Februari 2014

Mari menanam sayuran di sekitar rumah kita




Sekarang kita dihadapkan pada kenyataan jika betapa mirisnya negara kita masih mengimport buah dan sayur-sayuran dari luar negeri padahal Indonesia sebagai negara yang agraris. Selain itu harga pupuk yang melambung tinggi membuat para petani menjerit  dan harga hasil panen yang tidak sesuai hal ini membuat petani merugi. Pergeseran budaya juga mempengaruhi pertanian di Indonesia juga, banyak anak-anak petani merasa malu untuk mengakuinya jika mereka adalah anak seorang petani dan menganggap pekerjaan bertani itu merupakan sesuatu yang memalukan sehingga banyak dari mereka lebih memilih pergi ke kota besar kerja sebagai buruh pabrik, dan bahkan keluar negeri untuk menjadi TKW/TKI.
Seorang petani juga dapat hidup sukses. Di zaman era yang modern ini masyarakat sudah mulai mengerti dan memahami tentang hidup sehat. Mereka ingin mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan yang organik. Seperti yang kita ketahui sayur-sayuran dan buah-buahan organik memiliki nilai jual yang lebih mahal namun para petani kita masih ragu untuk beralih pertanian dari kimia/pestisida menjadi organik, alasan mereka yaitu takut hasil yang mereka dapatkan tidak sesuai dan merugi, pertanian organik sulit diterapkan, prosesnya yang lama dan para petani malas.

Padahal itu semua salah, pertanian organik justru lebih mengutungkan tidak banyak mengeluarkan biaya untuk pupuk karena kita dapat membuatnya dengan mudah dengan memanfaatkan bahan-bahan yang dan di sekitar kita dan hasil yang diperoleh lebih banyak. Kita dapat memanfaatkan barang bekas yang kita miliki seperti bekas karung beras, ember bocor atau memanfaatkan pekarangan rumah jika kita memiliki luas lahan yang cukup di sekitar rumah.  Kita menanam sayuran yang mudah seperti kangkung, bayam, terong, cabai, sawi, tomat.

cara memanfaatkan pekarangan rumah untuk kebun sayuran. Kita dapat membuat bedengan sayuran apabila kita memiliki pekarangan yang masih luas atau dapat menggunakan plastik polibag. Cara ini juga dapat diaplikasikan di kebun atau perladangan jika tidak memiliki perkarangan di rumah.











Cara pembuatan bedengan.
Kita dapat membuat bedengan pertanian 1-10 bedeng dengan ukuran panjang bedengan 10 meter dan lebar bedengan 1 m, jarak antara bedengan satu dan lainnya 0.5 mater namun kita dapat menyesuaikan dengan luas lahan yang kita miliki. Setelah kita menyiapkan media tanahnya maka yang perlu kita persiapkan berikutnya adalah membuat pupuk kompos dan MOL (Micro Organisme Local) yang berfungsi sebagai pengurai bakteri-bakteri dalam tanah yang dapat membuat tanah menjadi subur.

Cara membuat MOL (Micro Organisme Local) bahan-bahan dan peralatan yang kita butuhkan sebagai berikut:
Bahan:
1kg  gula pasir
1 kg dedak halus
¼ kg terasi udang
10 Liter air panas
5 Liter perasan pelepah pisang yang telah membusuk
Alat  siapkan ember ukuran 20 liter, plastik dan karet sebagai penutup
Cara pembuatannya
Rebuas air 10 liter hingga mendidih. Masukan 1 kg gula pasir, 1 kg dedak halus dan ¼ terasi kedalam ember 20 liter. Lalu tuangkan 10 liter air mendidih ke delam ember 20 liter yang telah terisi, gula pasir, dedak halus dan terasi. Aduk-aduk air hingga air menjadi dingin (catatan selama pengadukan kita harus menggunakan masker) setelah air menjadi dingin masukan 5 liter air perasaan pelepah pisang yang telah membusuk. Lalu tutup rapat-rapat ember jangan sampai udara masuk ke dalam ember, lalu simpan pada udah yang sejuk hindarkan dari sinar matahari secara langsung. Simpan cairan selama 20 hari.

Pembuatan pupuk kompos
Bahan yang kita butuhkan:
  • dedaunan yang masih segar, 
  • kotoran hewan (kambing, sapi),
  • sekam, 
  • dolomit,
  • air.
Pertama-tama letakan dedaunan yang masih basah, daun dipisahkan dari ranting-ranting dan potong-potong agar lebih mudah menggunakan mesin pencacah rumput jika ada, lalu taburkan dolomit (dolomit adalah bahan kimia yang befungsi sebagai penetralisir zat asam dan basah, dolomit ini dapat dibeli di toko pupuk. Lalu beri 10 Liter air yang telah dilacampur dengan MOL (dengan perbandingan 10 Liter air dicampurkan dengan 300 cc MOL), siram di atas tupukan daun. Setelah itu beri kotoran hewan (kambing atau sapi) beri dolomit secukupnya lalu disiram kembali dengan menggunakan air. Letakan sekam di atas kotoran hewan lalu beri dolomit secukupnya dan air yang telah diberi laruta MOL. Ulangi proses tersebut hingga bahan yang tersedia. Setelah bahan sudah habis tutup pupuk dengan menggunakan terpal atau plastik rapat-rapat, hindarkan dari sinar matahari secara langsung . pada hari ke 4, 10, 15,dan 20 puluh dilakukan pengadukan kompos setelah diaduk tutup rapat kembali. Setelah hari ke 25  pupuk siap digunakan
              Catatan: perbandingan 1 karung dedaunan: 2 karung kotoran hewan: 1 karung sekam).

Pengamplikasian tanaman di kebun
Setelah kita dapat membuat bedengan pertanian, MOL (Micro organisme local) dan pupuk kompos lalu kita dapat mengaplikasikannya. Sebelum bedengan di tanami sayuran maka beri dolomit terlebuh dahulu agar zat asam dalam tanah menjadi netral, setelah itu beri pupuk kompos pada bedengan. Pilihan tanaman yang memiliki umur yang pendek seperti kangkung, bayam, kacang, sawi dll. Sebaiknya setiap bedengan ditanami dengan tanaman yang berbeda jenis dan memiliki masa panen yang berbeda agar masa panen sayuran dapat berkesinambungan.

Selamat mencoba dipekarangan rumah anda. Semoga artikel ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua, dalam artikel ini masih banyak kekurangannya maka kami butuh saran dan kritikan yang dapat membantu artikel ini untuk melengkapi agar menjadi lebih baik.  Sekian dan terima kasih............  


Nantikan artikel selanjutnya dalam membuat pupuk NPK (nitrogen, fosfor, dan kalium)

1 komentar: